He has been fascinated by Indonesian cultures and history since the very first time he stepped foot on Indonesian soil in mid-1998, just one month after Indonesia's second president, Suharto, was forced to step down from office at a time when the Asian Crisis ravaged through the country. He decided to do his Bachelor and Masters degrees in Southeast Asian Studies at Leiden University (the Netherlands) with a major focus on Indonesian society, history and linguistics.

After successfully finishing his MA degree he temporarily taught Indonesian languages and cultures at the Volksuniversiteit in Rotterdam (the Netherlands), while increasingly becoming aware of the economic potential of Indonesia in a world where the economic gravity point was rapidly shifting to the East. With having had a profound training in Indonesia's macroeconomic history at university, he started to delve into the contemporary economic conditions of the country and through frequent visits to Indonesia established a network within businesses and government circles.

Since 2013 he has been permanently based in Jakarta and is frequently contacted by international media to share his views on economic, political and social developments in Indonesia. Journalists can reach him through +62(0)8 788 410 6944 (including WhatsApp). He can also act as speaker at events or give presentations to boards/workers in companies.

Organization Indonesia Investments
  Business Consultancy
Position Managing Director
Expertise Investment & Business Strategies | Investment & Business Environment | Macroeconomics & Politics | Cultural Studies


----------------

Kolom ditulis R.M.A. van der Schaar

  • Rupiah & Saham Melemah Menjelang Pertemuan Kebijakan Bank Indonesia

    Para investor jelas sedang menunggu hasil-hasil dari Pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini (19/05). Dalam pertemuan kebijakan ini, bank sentral Indonesia akan memutuskan pendekatan moneternya. Bagi banyak pelaku pasar, merupakan hal yang penting dan krusial untuk mempelajari apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan suku bunganya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang telah mencapai kecepatan terlambat dalam lima tahun terakhir di kuartal 1 tahun 2015).

    Read column ›

  • Update Ekonomi Indonesia: Saham, Rupiah, Infrastruktur & Ekonomi

    Menjelang penerbitan angka pertumbuhan resmi proyek domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal 1 (dijadwalkan untuk diterbitkan di minggu pertama), saham-saham Indonesia dan rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akibat lemahnya sentimen pasar yang telah membebani pasar selama seminggu terakhir. Terlebih lagi, pendapatan perusahaan blue chip di kuartal 1 yang dilaporkan lebih rendah dari dugaan membuat para pelaku pasar kuatir bahwa perlambatan perekonomian telah berlanjut di kuartal 1 tahun 2015.

    Read column ›

  • Ekonomi Indonesia: Inflasi, Suku Bunga, Perdagangan & Update Rupiah

    Indeks harga konsumen Indonesia turun di bulan Februari 2015, mencatat deflasi 0,36% dalam basis month-on-month (m/m), sementara tingkat inflasi tahunan (y/y) nasional berkurang menjadi 6,29%, turun dari 6,96% (y/y) di bulan sebelumnya. Tekanan-tekanan inflasi berkurang terutama karena menurunnya harga cabai dan bahan bakar. Berkurangnya tingkat inflasi di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini bisa menyediakan ruang bagi bank sentral (Bank Indonesia) untuk memotong suku bunga lebih lanjut di tahun ini.

    Read column ›

  • Analisis Rupiah Indonesia; Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rupiah

    Nilai tukar rupiah menguat pada Senin (16/02) karena neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan membaik, sementara dolar AS melemah karena penjualan ritel AS yang mengecewakan dan karena optimisme bahwa Yunani akan tetap menjadi anggota zona euro. Sementara itu, kementerian keuangan Indonesia mengadakan lelang obligasi konvensional di mana Rp 12 triliun dijual. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0.35 persen menjadi Rp 12,753 per dolar AS pada Senin (16/02).

    Read column ›

  • Analysis Global Market Volatility: Impact on Indonesia’s Rupiah

    Indonesia’s rupiah exchange rate and stocks opened stable on Wednesday (17/12) after two days marked by severe pressures on emerging market assets. By 11:30 am local Jakarta time, Indonesia’s rupiah was down 0.09 percent to IDR 12,736 per US dollar (according to the Bloomberg Dollar Index), while Indonesian stocks were up 0.41 percent by the same time. Yesterday, the rupiah nearly touched IDR 13,000 per US dollar (its lowest level since the Asian Financial Crisis in 1997-1998), before the central bank decided to support the currency.

    Read column ›